Rumus perhitungan persentase adalah :
% BM = [BM / (BM + BTL + KB)] x 100 %
% BTL = [BTL / (BM + BTL + KB)] x 100 %
% KB = [ KB / ( BM + BTL + KB)] x 100 %
Faktor kehilangan yang diperoleh maksimum 5% dihitung dengan rumus
[CK - (BM + BTL + KB) / CK] x 100 % = A; A< 5 %
Semua penimbangan dinyatakan dalam satuan gram
Keterangan:
BM = Benih Murni
BTL = Benih Tanaman Lain
KB = Kotoran Benih
CK = Contoh Kerja
Minggu, 21 April 2013
APLIKASI MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L)
Suherman, Iradhatullah Rahim dan Muh. Akhsan Akib
Pertumbuhan penduduk mengakibatkan pertumbuhan industri menggunakan kedelai turut meningkat, namun tidak diikuti oleh peningkatan produktivitas kedelai sehingga impor kedelai masih dibutuhkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis mikoriza verikular arbuskular terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok sebanyak tiga kelompok. Perlakuan mikoriza terdiri dari tiga taraf yaitu tanpa mikoriza sebagai kontrol, 4 g per tan, dan 8 g per tan. hasil percobaan menunjukkan tinggi tanaman, indeks luas daun, laju asimilasi neto, laju tumbuh relatif dan berat biji tidak berpengaruh nyata, sedang jumlah daun berbeda nyata pada taraf 5%
Dimuat pada Jurnal
GALUNG TROPIKA
Vol. 1 No.1 Agustus 2012
ISSN : 2302-4178
Pertumbuhan penduduk mengakibatkan pertumbuhan industri menggunakan kedelai turut meningkat, namun tidak diikuti oleh peningkatan produktivitas kedelai sehingga impor kedelai masih dibutuhkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis mikoriza verikular arbuskular terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok sebanyak tiga kelompok. Perlakuan mikoriza terdiri dari tiga taraf yaitu tanpa mikoriza sebagai kontrol, 4 g per tan, dan 8 g per tan. hasil percobaan menunjukkan tinggi tanaman, indeks luas daun, laju asimilasi neto, laju tumbuh relatif dan berat biji tidak berpengaruh nyata, sedang jumlah daun berbeda nyata pada taraf 5%
Dimuat pada Jurnal
GALUNG TROPIKA
Vol. 1 No.1 Agustus 2012
ISSN : 2302-4178
KUALITAS BOKASI CAIR YANG BERASAL DARI FECES TERNAK YANG BERBEDA
Muh. Akhsan Akib, Thanwir. P, Munir
Abstrak
Pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki sifat fisik dan sifat kimia tanah, selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan. Pupuk organik ada dua macam, yaitu pupuk organik padat yang umumnya berasal daro feces ternak dan pupuk organik cair yang berasal dari urine ternak, namun produk kotoran ternak yang berupa urine relatif terbatas dan sulit untuk dikumpulkan, maka dilakukan suatu uji widya pembuatan pupuk organik cair berupa pupuk bokasi cair dengan memanfaatkan limbah padat berupa feces ternak sebagai bahan baku pupuk organik cait untuk mengurangi kerusakan lingkungan, yang dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2008 di laboratorium Biologi, SPP Negeri Rappang, Kabupaten Sidrap, dalam bentuk percobaan dengan menggunakan feces ayam, feces kambing, dan feces sapi sebagai perlakuan. Parameter yang diamati untuk mengetahui kualitas bokasi cair adalah unsur hara makro (N, P, K). Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan (1) Ratio C/N yang tinggi pada kotoran ternak berkaitan dengan sistem pencernaan dan ukuran organ pencernaan yang dimiliki oleh ternak, (2) Limbah feces ternak yang memiliki C/N yang tinggi menghasilkan pupuk organik cair yang memiliki kualitas kadar unsur hara yang baik, (3) Limbah feces ternak kambing menghasilkan kualitas pupuk bokasi cair yang baik dibanding limbah feces sapi dan ayam.
Dimuat pada Jurnal
BUMI KITA
Vol. 10. No3, Desember 2011
ISSN : 1412-4173
Abstrak
Pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki sifat fisik dan sifat kimia tanah, selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan. Pupuk organik ada dua macam, yaitu pupuk organik padat yang umumnya berasal daro feces ternak dan pupuk organik cair yang berasal dari urine ternak, namun produk kotoran ternak yang berupa urine relatif terbatas dan sulit untuk dikumpulkan, maka dilakukan suatu uji widya pembuatan pupuk organik cair berupa pupuk bokasi cair dengan memanfaatkan limbah padat berupa feces ternak sebagai bahan baku pupuk organik cait untuk mengurangi kerusakan lingkungan, yang dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2008 di laboratorium Biologi, SPP Negeri Rappang, Kabupaten Sidrap, dalam bentuk percobaan dengan menggunakan feces ayam, feces kambing, dan feces sapi sebagai perlakuan. Parameter yang diamati untuk mengetahui kualitas bokasi cair adalah unsur hara makro (N, P, K). Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan (1) Ratio C/N yang tinggi pada kotoran ternak berkaitan dengan sistem pencernaan dan ukuran organ pencernaan yang dimiliki oleh ternak, (2) Limbah feces ternak yang memiliki C/N yang tinggi menghasilkan pupuk organik cair yang memiliki kualitas kadar unsur hara yang baik, (3) Limbah feces ternak kambing menghasilkan kualitas pupuk bokasi cair yang baik dibanding limbah feces sapi dan ayam.
Dimuat pada Jurnal
BUMI KITA
Vol. 10. No3, Desember 2011
ISSN : 1412-4173
PERTUMBUHAN AKAR DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glicena max) DI LAHAN KERING YANG DIBERI MIKORIZA DAN LIMBAH ORGANIK
Muh. Akhsan Akib
Abstrak
Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui pertumbuhan akar yang diberi mikoriza, (2) mengetahui tingkat produksi tanaman kedelai akibat pemberian limbah organik, dan (3) mengetahui interaksi perlakuan pemberian mikoriza dan limbah organik terhadap pertumbuahn akan dan tingkat produksi tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan dengan metode percobaan yang menggunakan Rancangan Faktorial Kelompok Teracak di lahan sawah tadah hujan. Faktor limbah organik berasal dari, faces sapi, faces kambing, dan faces ayam. Sedangkan faktor mikoriza digunakan dosis 2 g per tan, 4 g per tan, dan 6 g per tan. Komponen yang diamati adalah komponen pertumbuhan akar dan produksi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa (1) pemberian mikoriza dengan dosis 4 dan g per tan, memberikan pertumbuhan akar yang relativ baik, (2) pemberian limbah organik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot biji dan 1000 biji, dan (3) kombinasi kedua perlakuan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap parameter pertumbuhan akar, dan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap parameter produksi yang diamati.
Dimuat pada Jurnal Nasional
TEKNOLOGI
Nomor 1, Tahun 2012
ISSN : 0854-9133
Abstrak
Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui pertumbuhan akar yang diberi mikoriza, (2) mengetahui tingkat produksi tanaman kedelai akibat pemberian limbah organik, dan (3) mengetahui interaksi perlakuan pemberian mikoriza dan limbah organik terhadap pertumbuahn akan dan tingkat produksi tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan dengan metode percobaan yang menggunakan Rancangan Faktorial Kelompok Teracak di lahan sawah tadah hujan. Faktor limbah organik berasal dari, faces sapi, faces kambing, dan faces ayam. Sedangkan faktor mikoriza digunakan dosis 2 g per tan, 4 g per tan, dan 6 g per tan. Komponen yang diamati adalah komponen pertumbuhan akar dan produksi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa (1) pemberian mikoriza dengan dosis 4 dan g per tan, memberikan pertumbuhan akar yang relativ baik, (2) pemberian limbah organik tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot biji dan 1000 biji, dan (3) kombinasi kedua perlakuan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap parameter pertumbuhan akar, dan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap parameter produksi yang diamati.
Dimuat pada Jurnal Nasional
TEKNOLOGI
Nomor 1, Tahun 2012
ISSN : 0854-9133
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glysine max) YANG DIBERI ETANOL PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA
Muh. Akhsan Akib dan Gusri M
Abstrak
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2007 di SPP Negeri Rappang, Kabupaten Sidrap, dengan tujuan (1) mempelajari pengaruh etanol terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, (2) menentukan konsentrasi etanol yan tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan konsentrasi etanol 10%, 20%, 30% dan kontrol (tanpa pemberian etanol). Parameter pertumbuhan yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah daun saat memasuki fase generatif, sedangkan parameter produksi adalah jumlah polong pertanaman dan berat 1000 biji. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan (1) Pemberian konsentrasi etanol yang tepat dapat memacu pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman kedelai, (2) pemberian etanol dengan konsentrasi 30 % memberikan rata-rata tinggi tanaman tertinggi adalah 8,11 cm, jumlah daun terbanyak adalah 3,56 helai dan jumlah polong terbanyak adalah 14.69 buah, namun serangan hama dan penyakit akibat perubahan iklim menyebabkan berat 1000 biji menurun.
Dimuat pada Jurnal Nasional
TEKNOLOGI
Nomor 2, Tahun 2008
ISSN : 0854-9133
Abstrak
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2007 di SPP Negeri Rappang, Kabupaten Sidrap, dengan tujuan (1) mempelajari pengaruh etanol terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, (2) menentukan konsentrasi etanol yan tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi kedelai. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan konsentrasi etanol 10%, 20%, 30% dan kontrol (tanpa pemberian etanol). Parameter pertumbuhan yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah daun saat memasuki fase generatif, sedangkan parameter produksi adalah jumlah polong pertanaman dan berat 1000 biji. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan (1) Pemberian konsentrasi etanol yang tepat dapat memacu pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman kedelai, (2) pemberian etanol dengan konsentrasi 30 % memberikan rata-rata tinggi tanaman tertinggi adalah 8,11 cm, jumlah daun terbanyak adalah 3,56 helai dan jumlah polong terbanyak adalah 14.69 buah, namun serangan hama dan penyakit akibat perubahan iklim menyebabkan berat 1000 biji menurun.
Dimuat pada Jurnal Nasional
TEKNOLOGI
Nomor 2, Tahun 2008
ISSN : 0854-9133
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELA JAGUNG (Zea mays) DENGAN POPULASI TANAMAN BERBEDA PADA BERBAGAI TINGKAT UMUR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis)
Muh. Akhsan Akib
Abstrak
Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui tingkat pertumbuhan dan produksi jagung dengan populasi tanaman dan lingkungan yang berbeda, (2) mengetahui batas umur kelapa sawit yang masih memungkinkan pertanaman jagung, dan (3) mengetahui populasi tanaman yang optimal tidak terjadinya kompetisi intra-spesies. Penelitian dilakukan dalam bentuk percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan tiga ulangan yang dilakukan ditiga lingkungan kelapa sawit, yaitu lingkungan kelapa sawit umur 2, 4 dan 6 tahun. Setiap lingkungan ditanami jagung dengan tiga tingkat populasi, yaitu populasi 35.714 tan per ha, 47.619 tan per ha, dan 71.428 tan per ha. Komponen yang diamati adalah komponen pertumbuhan dan analisis tumbuh serta komponen produksi. Hasil penilitian menunjukkan pertumbuhan jagung yang terbaik diperoleh pada populasi 35.714 tan per ha dan 47.619 tan per ha, sedangkan produksi tertinggi secara kuantitas diperoleh pada populasi 71.428 tan per ha pada lingkungan kelapa sawit umur 2 tahun. Lingkungan kelapa sawit umur 2 dan 4 tahun masih memungkinkan untuk budidaya jagung sebagai tanaman sela, hasil bobot biji kering per hektar yang diperoleh di lingkungan kelapa sawit umur 2 tahun tidak berbeda dibanding di lingkungan tanpa kelapa sawit (kontrol, hasil studi literatur) dan lingkungan kelapa sawit umur 4 tahun secara kualitas.
Dimuat pada Jurnal Nasional
TEKNOLOGI
Nomor 1, Tahun 2008
ISSN: 0854-9133
Abstrak
Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui tingkat pertumbuhan dan produksi jagung dengan populasi tanaman dan lingkungan yang berbeda, (2) mengetahui batas umur kelapa sawit yang masih memungkinkan pertanaman jagung, dan (3) mengetahui populasi tanaman yang optimal tidak terjadinya kompetisi intra-spesies. Penelitian dilakukan dalam bentuk percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan tiga ulangan yang dilakukan ditiga lingkungan kelapa sawit, yaitu lingkungan kelapa sawit umur 2, 4 dan 6 tahun. Setiap lingkungan ditanami jagung dengan tiga tingkat populasi, yaitu populasi 35.714 tan per ha, 47.619 tan per ha, dan 71.428 tan per ha. Komponen yang diamati adalah komponen pertumbuhan dan analisis tumbuh serta komponen produksi. Hasil penilitian menunjukkan pertumbuhan jagung yang terbaik diperoleh pada populasi 35.714 tan per ha dan 47.619 tan per ha, sedangkan produksi tertinggi secara kuantitas diperoleh pada populasi 71.428 tan per ha pada lingkungan kelapa sawit umur 2 tahun. Lingkungan kelapa sawit umur 2 dan 4 tahun masih memungkinkan untuk budidaya jagung sebagai tanaman sela, hasil bobot biji kering per hektar yang diperoleh di lingkungan kelapa sawit umur 2 tahun tidak berbeda dibanding di lingkungan tanpa kelapa sawit (kontrol, hasil studi literatur) dan lingkungan kelapa sawit umur 4 tahun secara kualitas.
Dimuat pada Jurnal Nasional
TEKNOLOGI
Nomor 1, Tahun 2008
ISSN: 0854-9133
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays) YANG DITUMPANGSARIKAN DENGAN UBI KAYU (Manihot eculanta) PADA WAKTU TANAM YANG BERBEDA
M. Akhsan Akib
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman jagung sebagai tanaman tumpangsari dengan waktu tanam yang berbeda pada lahan pertanaman ubi kayu, (2) mengetahui tingkat produksi tanaman jagung sebagai tanaman tumpangsari dengan waktu tanam yang berbeda pada lahan pertanaman ubi kayu, (3) mengetahui waktu tanam tanaman tumpangsari yang dapat memberikan alternatif yang lebih baik sebagai penyangga produksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok, yang terdiri dari 7 perlakuan yaitu jagung ditanam lebih awal 5 hari dari ubi kayu, jagung ditanam lebih awal 10 hari, jagung ditanam lebih awal 15 hari, jagung ditanam bersamaan dengan ubi kayu, jagung ditanam lebih lambat 5 hari dari ubi kayu, jagung ditanam lebih lambat 10 hari dari ubi kayu, jagung ditanam lebih lambat 15 hari dari ubi kayu. Komponen yang diamati adalah komponen pertumbuhan dan produksi. Hasil percobaan yang dilakukan dengan waktu tanam tanaman jagung yang berbeda disimpulkan: (1) pertumbuhan jagung yang baik diperoleh pada waktu tanam tanaman jagung yang ditanam lebih awal dari ubi kayu, (2) Produksi jagung yang tinggi diperoleh pada waktu tanam tanaman jagung yang ditanam lebih awal dari ubi kayu, (3) waktu tanam jagung yang dapat menjadi alternatif sebagai penyangga produksi adalah waktu tanam jagung yang ditanam lebih awal 5 hari dari ubi kayu
Dimuat pada Jurnal
GALUNG TROPIKA
Volume 1 No1 Agustus 2012
ISSN 2302-4178
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman jagung sebagai tanaman tumpangsari dengan waktu tanam yang berbeda pada lahan pertanaman ubi kayu, (2) mengetahui tingkat produksi tanaman jagung sebagai tanaman tumpangsari dengan waktu tanam yang berbeda pada lahan pertanaman ubi kayu, (3) mengetahui waktu tanam tanaman tumpangsari yang dapat memberikan alternatif yang lebih baik sebagai penyangga produksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok, yang terdiri dari 7 perlakuan yaitu jagung ditanam lebih awal 5 hari dari ubi kayu, jagung ditanam lebih awal 10 hari, jagung ditanam lebih awal 15 hari, jagung ditanam bersamaan dengan ubi kayu, jagung ditanam lebih lambat 5 hari dari ubi kayu, jagung ditanam lebih lambat 10 hari dari ubi kayu, jagung ditanam lebih lambat 15 hari dari ubi kayu. Komponen yang diamati adalah komponen pertumbuhan dan produksi. Hasil percobaan yang dilakukan dengan waktu tanam tanaman jagung yang berbeda disimpulkan: (1) pertumbuhan jagung yang baik diperoleh pada waktu tanam tanaman jagung yang ditanam lebih awal dari ubi kayu, (2) Produksi jagung yang tinggi diperoleh pada waktu tanam tanaman jagung yang ditanam lebih awal dari ubi kayu, (3) waktu tanam jagung yang dapat menjadi alternatif sebagai penyangga produksi adalah waktu tanam jagung yang ditanam lebih awal 5 hari dari ubi kayu
Dimuat pada Jurnal
GALUNG TROPIKA
Volume 1 No1 Agustus 2012
ISSN 2302-4178
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Daya Kecambah = ( A / B ) x 100 Dimana : A : Jumlah benih yang berkecambah B : J umlah benih yang ditanam
-
Rumus perhitungan persentase adalah : % BM = [BM / (BM + BTL + KB)] x 100 % % BTL = [BTL / (BM + BTL + KB)] x 100 ...
-
Indeks Vigor = (Jumlah Kecambah Normal / Jumlah benih yang disemai) x 100